Magister Pendidikan Sejarah UNY Gelar KKL ke Trowulan dan Bali

.

Program Studi Magister Pendidikan Sejarah FISIP UNY melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Trowulan dan Bali pada 1–5 September 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 28 mahasiswa angkatan 2024 dari jalur Ganjil, Genap, dan RPL. Hari pertama, peserta menelusuri situs-situs peninggalan Hindu-Buddha di Trowulan, meliputi Candi Bajang Ratu, Candi Brahu, Candi Tikus, serta Kolam Segaran. Kegiatan kemudian berlanjut ke Bali, diawali dengan kuliah umum bertajuk Hibridasi Manusia di Bali oleh Prof. Dr. I Made Pageh, M.Hum di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Kuliah ini membahas akar sosial, budaya, dan agama masyarakat Bali masa kini. Kunjungan ke Undiksha juga ditandai dengan penandatanganan pakta kerja sama antara Prodi Pendidikan Sejarah UNY dengan Prodi Sosiologi, Sejarah, dan Perpustakaan FHIS Undiksha. Kerja sama ini mencakup pengembangan kurikulum, media, serta peningkatan akademik mahasiswa dan dosen. Mahasiswa kemudian berkunjung ke Museum Gedung Krtya, tempat konservasi ribuan lontar bersejarah. Di sini mereka tidak hanya menyaksikan koleksi lontar dari berbagai zaman, tetapi juga berkesempatan mencoba menulis di atas lontar, sehingga memperoleh pengalaman langsung terkait tradisi literasi Bali. Hari ketiga, rombongan mengunjungi Desa Adat Tenganan Pegringsingan di Karangasem. Desa ini menghadirkan suasana kehidupan abad ke-15, dengan rumah kayu beratap ijuk, hutan di sekeliling desa, sekolah berbasis kearifan lokal, serta pengrajin tenun tradisional yang menambah nilai budaya kawasan tersebut. Destinasi terakhir adalah Pura Taman Ayun dan Tanah Lot. Taman Ayun, pura keluarga Kerajaan Mengwi, menawarkan keunikan arsitektur dan sejarah, sementara Tanah Lot menghadirkan legenda ular penunggu serta panorama khas di atas pulau karang. Tidak berhenti pada kunjungan, KKL ini juga menghasilkan proyek lanjutan berupa produk audio visual sebagai media pembelajaran sejarah yang akan diajukan sebagai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Produk tersebut diharapkan dapat membantu siswa membayangkan situs-situs sejarah Hindu-Buddha secara lebih nyata, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.By: Diki Kristiyadi